Menunggu kelahiran anak pertama

Memasuki bulan kelima kehamilan istriku ,rasa dalam hatiku menjadi campur aduk. Penasaran , senang , kasihan bercampur jadi satu. Penasaran ingin segera ngliat anakku , senang karena aku akan jadi seorang ayah , kasihan karena aku melihat istriku yang akan berperang sabil saat melahirkan.Bila mungkin biar aku saja yang merasakan penderitaan/kesakitan itu. Di tempatku saat memasuki usia tujuh bulan kehamilan ada tradisi TINGKEPAN yaitu ritual mandi kembang pada malam hari yang dilakukan oleh mempelai pria dan wanita. Ada juga prosesi mempelai pria membelah kelapa muda kuning yang sudah diberi lukisan wayang Arjuna dan Srikandi dengan parang yang tajam.Menurut sugesti masyarakat jika membelahnya tidak simetris itu tandanya anak yang dikandung berjenis kelamin perempuan dan sebaliknya.Setelah itu ada acara "jual rujak" yang aku sendiri belum paham betul apa maksud ritual tersebut. Yang jelas aku hanya mengikuti apa yang disampaikan oleh orang tua dan menghormati nilai budaya para pendahulu kita.Intinya ritual itu adalah mengungkapkan rasa syukur dan permohonan untuk kelancaran dan keselamatan kelahiran si jabang bayi.Saat berjualan rujak GOBET ( berisi buah jeruk dll ) semua tamu membeli rujak dengan jumlah uang yang bermacam macam, namun rujak yang diterima sama meskipun mereka membeli dengan uang yang banyak. Itu sudah tradisi , jadi berapapun mereka membeli rujak akan hanya mendapatkan 1 gelas rujak saja.Tertarik ingin melihat langsung ritual ini datang aja langsung ke tempatku.