Prosesi "Tingkepan"



Kehamilan istriku memasuki usia 7 bulan.Dalam adat Jawa khususnya daerah Mataraman pada usia kehamilan yang memasuki 7 bulan ada ritual Tingkepan atau 7 bulanan yaitu ritual mandi kembang yang dilakukan mempelai pria dan wanita pada malam hari.Prosesi tingkepan dilakukan jam 8 malam setelah diadakan pembacaan Al Qur'an dan Selamatan yang disaksikan para keluarga dan kerabat juga tetangga.

Inilah rangkaian prosesi Tingkepan selengkapnya :



1. Persiapan.
Mempelai pria dan wanita memakai pakaian basahan.Pria memakai sarung atau kain batik. wanita memakai kain batik. Dan tidak boleh memakai pakaian dalam.

2. Memasukkan telur ayam kampung ke pakaian wanita.
Telur ayam kampung dijepit dengan teropong milik mbah Dukun dimasukkan ke dalam pakaian wanita lewat bagian dada dan dijatuhkan ke lewat depan perut dan melewati tengah kadua kaki.Orang tua mempelai pria menadahkan kain di bawahnya agar telur tidak jatuh ke tanah.Ini melambangkan bahwa orang tua mempelai pria siap menerima cucu yang dilambangkan dengan telur ayam kampung.

3. Mengiris daun pisang dengan keris.
mempelai wanita memakai kain dan di balut " kemben " dari daun pisang yang diikat dengan tali benang putih.Lalu si pria mengiris tepat di tengah dada ke arah bawah sampai tali putus.Mengirisnya dengan keris.

4. Siraman.
Si pria dan wanita duduk bersandingan , pria di sebelah kanan wanita di kiri.Siraman dengan air bunga pertama dilakukan oleh mbah Dukun dan dilanjutkan oleh orang tua kedua mempelai.Untuk pria disiram 4 kali siraman dan wanita tiga kali siraman.Setelah itu " SIWUR " yaitu gayung dari kelapa yang sudah tua dilempar dan dijadikan rebutan oleh penonton.Setelah itu diberikan doa kepada kedua mempelai.Dan kedua mempelai dirias dengan bedak.

5. Membelah " Cengkir Gading / Kelapa Gading Muda "
Mempelai pria membelah cengkir gading yang bergambar Arjuna dan Srikandi menjadi dua bagian dengan parang yang tajam. Diyakini apabila belahan cengkir menjadi dua bagian yang sama menandakan bayi yang akan lahir berjenis kelamin laki laki dan sebaliknya.

6. Jual rujak.
Kedua mempelai bersiap siap menjual rujak buah manis yang dilakukan di dalam rumah. Tamu tamu akan membeli rujak dengan nominal yang beragam.Berapapun jumlah uangnya rujak yang didapat hanya 1 IRUS tidak boleh lebih.Pada waktu sibuk menjual rujak tiba2 ada yang mengejutkan kedua mempelai karena mbah dukun menyebar beras kuning ke atas kepala mempelai.Lalu si wanita berlari ke dalam rumah dan si pria lari keluar.Setelah itu dengan dibantu mbah Dukun mempelai menghitung uang hasil penjualan rujak. Dan hasilnya diumumkan ke para tamu.

Itulah ritual yang kami lakukan. Sebagai orang Jawa kami beranggapan kami wajib Nguri Uri Budoyo Jowo ( Melestarikan Kebudayaan Jawa ).Dan itu wujud doa kami semoga anak kami lahir dengan lancar dan tidak ada halangan suatu apapun. Amin.

2 komentar:

Tyan Candra Wahyudhi mengatakan...

waduh terkenal dong cak klo d tonton warga sekampung,,,,,hehehehhehe

Priya mengatakan...

ya gitu dech...tapi emang sbelumnya kita udah terkenal..he he he he

Posting Komentar

Silakan komentar di sini. Tapi jangan spam yaaa.....

Komentar Terbaru

PENGIKUT

My BlogList